Pada suatu hari seorang petani sedang bekerja di kebunnya. Tiba-tiba kapak yang sedang digunakan terjatuh masuk ke dalam sungai yang dalam berarus deras. Walaupun kapak itu hanyalah sebuah kapak tua dan buruk rupanya, tetapi itu adalah andalan satu-satunya si petani dalam bekerja mencari nafkahnya. Si petani sangat sedih, dan menetes air matanya memikirkan kapaknya itu. Tiba-tiba muncullah seorang peri cantik, dan berkata kepada si petani: "Hai, Petani yang baik, kenapa engkau sedih dan menangis?" Si petani menjawab, "Saya sedih dan menangis karena kapak saya terjatuh ke dalam sungai yang dalam dan berarus deras ini." Si Peri menghilang, sekejap kemudian muncul lagi sambil memegang sebuah kapak yang sangat indah, seluruhnya terbuat dari emas bertahtakan berlian, "Inikah kapakmu, Bapak Petani?" "Bukan, bukan . Itu bukan kapak saya," Jawab si Petani takjub menatap kapak yang seumur hidupnya belum pernah dia lihat keindahannya itu. Si Peri kembali menghilang, kemudian muncul lagi. Kali ini di tangannya memegang sebuah kapak yang juga sangat indah, terbuat dari tembaga yang disepuh emas: "Inikah kapakmu, Bapak Petani?" Si petani menjawab sambil menggeleng-geleng kepalanya, "Bukan, bukan, Peri yang baik. ." Si Peri menghilang untuk ketiga kalinya. Sedetik muncul lagi di hadapan si Petani. Kali ini dengan memegang sebuah kapak tua yang buruk, kapak asli si petani. Bertanyalah lagi si Peri: "Bapak Petani, inikah kapakmu?" Dengan wajah berseri-seri, si Petani menjawab: "Benar sekali, Peri yang baik. Itu adalah kapak saya!" Si Peri kemudian menghampiri si Petani dan berkata, "Petani yang baik, engkau sungguh seorang yang walaupun miskin, sangat jujur. Sebagai hadiahnya, engkau kuberikan dua kapak yang lain tadi itu. Kini engkau memiliki tiga kapak sekaligus. Terimalah!" Beberapa hari kemudian, ketika si Petani dengan isterinya sedang menyeberangi sungai tersebut. Istrinya yang sudah tua, berwajah jelek dan gemuk itu, terjatuh, masuk ke dalam sungai yang dalam dan berarus deras tersebut. Si Petani pun menangis sedih sampai berlinang air matanya. Tiba-tiba muncul kembali Peri itu. Berkatalah Peri kepada si Petani, "Petani yang baik, kenapa engkau menangis?" Petani menjawab, "Saya menangis sedih karena istri saya barusan terjatuh masuk ke dalam sungai ini. Si Peri tiba-tiba menghilang, sedetik kemudian muncul lagi dengan membawa Luna Maya, "Apakah ini isterimu, Petani yang baik?" Si Petani spontan cepat menjawab, "Benar sekali, Peri yang baik. Dia adalah isteri saya!" Si Peri marah sekali, dihampirinya si Petani dan menghardik, "Petani, engkau ternyata seorang laki-laki pembohong. Di manakah kejujuranmu seperti yang kau tunjukkan beberapa hari yang lalu?!" Dengan gemetar si Petani menjawab, "Ampun, ampun Peri yang baik. Saya terpaksa berbohong, karena kalau tadi saya jujur mengatakan Luna Maya ini bukan istri saya, Anda pasti akan menghilang, dan kembali lagi dengan membawa Cut Tari, dan bertanya apakah dia istri saya, dan kalau saya jujur menjawab lagi, Anda akan menghilang dan membawa istri asli saya. Ketika saya menjawab jujur, ya dia istri saya, maka Anda pasti akan memberi kepada saya Luna Maya, Cut Tari, dan istri asli saya ini sekaligus untuk menjadi istri saya semuanya. Saya ini orang miskin, Peri, mana bisa saya beristri sampai tiga orang sekaligus?!" | |
Sabtu, 26 Maret 2011
Petani & Peri
Udah lama bgt g up date gara2 ujian. Gak nyangka pembaca akioaulia tetep banyak *terharu*. Tapi maaf, sepertinya akioaulia mesti vakum utk beberapa bulan lagi sampai ujian nasional selesai #deritaanaksekolahan. Tapi sebelum bener2 vakum, aku mau kasih crita ttg petani dan peri. Pas bgt buat anak2 yg mau ujian soal'a ini cerita ttg kejujuran. Langsung aja disimak ceritanya gan.....
source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7434202
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
wkwkwk... apabanget ini.. kocak dil XD
BalasHapussering2 adain crita kyk gini dah haha
wokeh... your usul is diterima....
BalasHapus