Rabu, 26 Januari 2011

Kecoa, Hewan Menjijikkan Memiliki Zat Pembunuh Bakteri Mematikan



Nottingham (Berita SuaraMedia) - Kecoa identik dengan binatang menjijikan dan membawa kuman penyakit. Namun siapa sangka, di balik penampilannya yang membuat merinding, kecoa punya kemampuan menyembuhkan yang luar biasa.
                  
Hanya karena hidup di tempat kotor, kecoa sering dianggap sebagai biangnya kuman penyakit. Padahal serangga yang sebetulnya justru sangat higienis ini ternyata mengandung senyawa kimia yang ampuh membasmi kuman-kuman super (superbugs).

Diberitakan dari Telegraph, Minggu (5/9/2010), para ahli dari Nottingham University mengungkap bahwa kecoa mempunyai lebih banyak manfaat dibanding risiko kesehatan. Penelitian terbaru di kampus tersebut membuktikan bahwa serangga ini mengandung senyawa mematikan untuk membunuh bakteri.

Ilmuwan dari Nottingham University menemukan, kecoa nyatanya justru memiliki manfaat dibanding risiko kesehatan.

Para ahli telah mengidentifikasi sembilan molekul berbeda dalam jaringan kecoa dan juga belalang yang memiliki sikap racun terhadap bakteri. Para ilmuwan berharap temuan ini akan jadi terobosan, perawatan baru untuk infeksi bakteri yang resisten terhadap segala macam (multi) obat-obatan.
Jaringan otak dan sistem syaraf kecoa dan belalang terbukti mampu membunuh lebih dari 90 persen bakteri MRSA dan E.coli, tanpa merusak atau mematikan sel manusia.

Seperti diketahui, Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang kadang resisten pada antibiotik yang umum digunakan untuk mengobatinya. Jika tanpa penanganan yang tepat MRSA dapat berakibat fatal.

Dapat mengakibatkan infeksi yang mengancam tulang, sendi, luka bedah, aliran darah, katup jantung dan paru-paru, yang pada akhirnya mengancam jiwa seseorang.

Sementara, E.coli, meski kebanyakan tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia.

Simon Lee, peneliti pascasarjana yang merepresentasikan hasil kerjanya dalam acara pertemuan Society for General Microbiology di Nottingham mengatakan, penemuan ini diharapkan bisa membawa manfaat.

"Kami harap molekul ini bisa akhirnya bisa dikembangkan untuk perawatan infeksi E.coli dan MRSA yang makin resisten pada obat-obatan yang ada saat ini,"kata Lee, seperti diberitakan situs Telegraph.

"Antibiotik baru ini juga berpotensi sebagai alternatif obat-obatan yang kini ada -- yang meski efektif tapi punya efek samping yang serius dan tidak diharapkan."

Sampel jaringan yang diambil dari otak dan sistem syaraf kecoa menunjukkan sedikitnya ada 9 kandungan senyawa yang bersifat toksik atau beracun bagi bakteri. Senyawa itu bahkan diklaim mampu membunuh hingga 90 persen bakteri super termasuk Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Escherichia coli.

Bakter-bakteri super itu tengah menjadi ancaman serius bagi dunia kesehatan pada umumnya, sebab kemampuan bermutasi membuatnya makin kebal terhadap antibiotik yang ada saat itu. Padahal pengembangan antibiotik baru tidak selalu mudah, sebab kadang-kadang efek sampingnya justru membahayakan pasien.

Namun dari 9 senyawa yang ditemukan pada kecoa dan beberapa spesies serangga lain termasuk belalang, para peneliti tidak menemukan efek samping yang serius bagi manusia. Oleh karena itu temuan ini dinilai telah memberikan harapan baru dalam upaya mengendalikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri super.

Temuan ini juga sekaligus memperbaiki citra kecoa sebagai serangga yang selalu diidentikkan dengan lingkungan kotor. Padahal meski hidup di tempat sampah dan saluran pembuangan limbah, kecoa termasuk binatang paling higienis karena rajin membersihkan diri seperti halnya kucing.

Beberapa penelitian menunjukkan, bakteri jauh lebih suka hidup di kulit manusia dibandingkan di permukaan tubuh kecoa. Karena itu, mengambil makanan tanpa cuci tangan sebenarnya sama joroknya dengan menyantap makanan yang baru saja dilewati kecoa.

Kalaupun ada gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kecoa, maka yang paling bertanggung jawab adalah kotorannya. Beberapa senyawa dalam feses dan urin kecoa mengandung senyawa yang dapat memicu reaksi alergi bagi sebagian orang, berupa ruam di kulit dan reaksi lain termasuk serangan asma. (fn/vs/dt) www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar